Rabu, 20 April 2011

Tujuh tersangka pengedar kunci jawaban palsu UN ditangkap


Kapolres Wonogiri, AKBP Ni Ketut Swastika beserta jajaran berhasil mengungkap jaringan pelaku peredaran kunci jawaban soal ujian nasional (UN) palsu. Tujuh tersangka ditangkap Rabu (20/4/2011) dan masih diperiksa intensif oleh penyidik Reskrim Polres Wonogiri.

Ketujuh tersangka itu adalah, empat orang berstatus mahasiswa, yakni DSN, 22, warga Sibela, Mojosongo, Solo, Bmk, 21, warga Bumi Griya Indah, Karanganyar, Dtp, 23, warga Pasar Kliwon, Solo dan Nck, 22, warga Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo. Tiga tersangka lain seorang masih berstatus pelajar SMK, yakni Ad, 18, warga Sawojajar, Telukan, Sukoharjo.

Dia bersama kakaknya bernama Pr, 21 juga ditangkap dan seorang tersangka lagi adalah Ch, 22, warga Premulung, Sondakan, Solo. Selain tersangka, polisi juga mengamankan barang bukti berupa uang tunai senilai Rp 1.725.000 dan 14 buah handphone. Ketujuh tersangka dijerat pasal 378 KUHP dengan ancaman hukuman lima tahun. Pernyataan itu disampaikan Kapolres Wonogiri, AKBP Ni Ketut Swastika didampingi Kasatreskrim AKP Sugiyo saat menggelar jumpa pers di ruang rapat utama (Rupatama), Mapolres Wonogiri, Rabu.

Dalam kesempatan itu Kapolres dan Kasatreskrim membantah tudingan bocornya soal UN. Keduanya menjelaskan, kunci jawaban soal UN palsu beredar di Wonogiri.

Senin, 11 April 2011

HUTAN RAKYAT DI WONOGIRI MAMPU HASILKAN KAYU SERTIFIKASI


Dukungan terhadap pelaksanaan program penghijauan dan rehabilitasi lahan di Kabupaten Wonogiri terus meningkat. Salah satunya datang dari Indonesia Exim Bank dan Ikatan Arsitek Indonesia yang memberikan bantuan bibit berupa bibit sengon kepada Kelompok Tani Hutan Rakyat di Kelurahan Selopuro dan Desa Sumberejo, Kecamatan Batuwarno, Wonogiri. Tak hanya bibit tanaman, namun juga diserahkan dana penanaman dan pemeliharaan tanaman, serta mesin pengolah kayu.

Wisnu Broto dari Ikatan Arsitek Indonesia dan Djoko Jamhur dari Exim Bank menyerahkan secara simbolis bantuan tersebut kepada Bupati Wonogiri yang dalam kesempatan tersebut diwakili oleh Plt Sekda Sutanto Djosowijatmo, SH, di Balai Kelurahan Selopuro, Kamis (7/4). Dalam sambutan yang dibacakan Sekda, Bupati menilai jika makin tingginya angka keikutsertaan seluruh komponen masyarakat, baik Pemerintah, TNI, POLRI, kalangan BUMN, BUMD, dan Swasta baik tingkat lokal maupun nasional, menjadi bukti semakin meningkatnya kesadaran menjaga dan menciptakan lingkungan hidup yang ideal dengan menanam pohon.

Bupati juga menyampaikan apresiasi atas usaha yang diraih oleh Desa Selopuro dan Desa Sumberejo yang telah membentuk Kelompok Tani Hutan Rakyat Sertifikasi. Kelompok ini telah mampu membangun kesadaran warga masyarakat untuk turut serta mengelola hutan rakyat dengan baik. Masyarakat hutan Selopuro dan Sumberejo sekarang mampu memproduksi salah satu bahan baku/kayu bersertifikat. Kayu bersertifikat tersebut sekarang salah satu syarat utama untuk ekspor furniture. Untuk memperoleh sertifikasi hutan lestari, anggota komunitas yang mengelola hutan harus membentuk unit manajemen hutan (UPH).
Sebagai contoh, masyarakat di Batuwarno dibentuk Forum Komunikasi Petani Sertifikasi (FKPS) Selopuro dan FKPS Sumberejo.

”Kelompok Tani Hutan Rakyat Desa Selopuro dan Sumberejo ini telah mendapat sertifikasi PHBM, sehingga pasokan produksi hutannya mampu menembus pasar nasional dan internasional. Sertifikasi PHBM ini mampu memberikan value atau nilai tambah yang luar biasa bagi produksi hutan rakyat. Bisa dikatakan peningkatan kesejahteraan rakyat melalui hutan rakyat telah kami rasakan,” lanjutnya.

Kamis, 07 April 2011

BUPATI WONOGIRI : JANGAN JADIKAN UJIAN NASIONAL SEBAGAI MOMOK


Gb. H. DANAR RAHMANTO (Bupati Wonogiri)

Sebanyak 38.023 pelajar se-Kabupaten Wonogiri siap mengikuti Ujian Nasional (UN) tahun ajaran 2010/2011. Mereka akan mengikuti ujian akhir sebelum melanjutkan pendidikannya ke jenjang berikutnya. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri Drs. Suparno, M.Pd saat memimpin Rapat Koordinasi Ujian Nasional 2010/2011 di Aula Dinas Pendidikan, Senin (4/4). Sejumlah Pengawas UN, Kepala Sekolah, dan Kepala UPT Disdik mengikuti kegiatan tersebut.

Suparno mengatakan bahwa beberapa kegiatan sebelum UN sudah dilaksanakan, antara lain pelaksanaan Ujian Sekolah yang sudah dilaksanakan pada tanggal 14-22 Maret untuk tingkat SMA sederajat., sedang untuk tingkat SMP sederajat sudah dilaksanakan 28 Maret-1 April, dan untuk SD sederajat dilaksanakan tanggal 4-7 April.

“Sedangkan pelaksanaan UN akan diawali di tingkat SMA sederajat yang dimulai tanggal 18 April, kemudian disusul SMP sederajat dimulai tanggal 25 April. Sedangkan tingkat SD berlangsung mulai tanggal tanggal 10 Mei,” ungkap Kepala Disdik.
Ujian tahun ini, lanjut Suparno beda dari tahun-tahun sebelumnya, khususnya tentang kepengawasan. Kalau dulu ada tim pemantau independen, sekarang tidak lagi. Namun sebagai gantinya ada tim pengawas yang dikoordinatori oleh Universitas Negeri Semarang dan Universitas Veteran Surakarta.

Bupati Wonogiri H. Danar Rahmanto dalam kesempatan membuka Rakor tersebut mengatakan bahwa salah satu visi Millennium Development Goals (MDGs) dari delapan tujuan pembangunan di seluruh dunia yang diupayakan untuk dicapai pada tahun 2015, salah satunya adalah dunia pendidikan. Tentu saja outcome yang ingin dicapai dunia pendidikan adalah makin majunya tingkat pendidikan. “Target ini parameternya adalah UN. Sehingga UN merupakan salah satu alat ukur penilaian kompetensi peserta didik,” ungkap Bupati.

Bupati menilai, kalau selama ini UN seringkali jadi momok yang menakutkan bagi peserta didik. Untuk itu, Bupati menekankan pentingnya membangun mindsite positif tentang UN di kalangan peserta didik. Ia berharap agar UN tidak menjadi momok yang menakutkan bagi siswa-siswi, “Suasana di kelas harus dibuat enjoy, supaya siswa tidak punya beban. Kemudian para guru harus terus menerus memotivasi dan membangun mental muridnya dengan meyakinkan mereka bahwa mereka pasti bisa lulus. Sebuah institusi pendidikan, dianggap berhasil apabila dalam kegiatan belajar mengajar ada saling keterlibatan atau ketergantungan antara murid dan guru.”

Menurut Bupati, tugas berat ada di pundak Dinas Pendidikan karena selain dituntut untuk menghasilkan siswa yang berprestasi, juga dituntut untuk membawa nama baik Kabupaten Wonogiri. “Bayangkan, kalau di Wonogiri yang tidak lulus jumlahnya seribu murid lebih, tentu akan mencoreng nama baik Wonogiri. Untuk itu kami berharap UN tahun ini mampu mensukseskan target yang dicapai, yakni sukses administrasi, sukses penyelenggaraan, dan sukses prestasi. Indikakator keberhasilan UN meningkat adalah dengan semakin besarnya prosentase kelulusan peserta didik di Wonogiri,” pungkasnya.