Senin, 30 Mei 2011

WONOGIRI INGIN KEMBANGKAN WISATA BENGAWAN SOLO PURBA

Gb. Endapan di lembah bekas aliran sungai bengawan solo purba dimanfaatkan sebagai sawah dan kebun

Kabupaten Wonogiri genap berusia 270 tahun pada tanggal 19 Mei 2011. Bagaimana perkembangan dan dinamisasi di usia 270 tahun serta tantangan apa yang akan dihadapi Bupati H. Danar Rahmanto dan Wakil Bupati Yuli Handoko, SE ? Menyambut HUT ke-270 Kabupaten Wonogiri, secara khusus Bupati bersama Wakil Bupati didampingi Sekda Drs. Budisena, MM dan Para Staf Ahli Bupati, digelar jumpa pers bersama wartawan cetak dan elaktronik yang ada di Wonogiri di Ruang Dinas Bupati, Rabu (18/5).

Bupati menyatakan aspek industri dan wisata masih menjadi tumpuan bagi kabupaten ini. Dengan mengembangkan potensi daerah, investasi dipandang bisa menciptakan lapangan pekerjaan. Dijelaskan, selama enam bulan masa kepemimpinannya bersama Wakil Bupati Yuli Handoko, SE sudah ada delapan kerja sama dengan pihak lain. Kerja sama tersebut berhubungan dengan pemerintahan maupun kepentingan masyarakat.

Sedangkan di sisi pengembangan pariwisata, sejumlah proyek dari kepemimpinan terdahulu akan dilanjutkan seperti jagat spiritual dan Museum Karst di Kecamatan Pracimantoro serta pengembangan obyek wisata Waduk Gajah Mungkur. “Kita sudah komunikasi dengan pihak Jasa Tirta selaku pengelola lahan di area waduk untuk kembangkan pariwisata. Jadi tidak hanya sebatas wisata perairan saja. Juga akan dikembangkan Museum Karst yang saat ini cenderung ditinggalkan. Kami ingin lebih spesifik lagi, karena di wilayah selatan ada sejarah unik,” katanya.

Sejarah itu, lanjutnya, adalah aliran Bengawan Solo Purba, yang karena adanya subduksi lempeng Australia membuat wilayah Wonogiri selatan terdongkrak. Sehingga aliran air kini menuju utara. “Rencana akan kita undang ahli geologi dan sejarah kenapa bisa itu terjadi, akan dikemas dan dimasukkan ke museum karst. Dalam bentuk visualisasi tiga dimensi. Hingga saat ini pun jejak Bengawan Solo Purba itu masih ada,” jelasnya.

Masih ada sungai bawah tanah di wilayah Gebangharjo, Pracimantoro. Yang juga akan disajikan dalam bentuk visual dengan melibatkan ahli. Sedangkan untuk jagat spiritual tidak hanya bangunan ibadah saja yang dibuat. Namun akan dilengkapi dengan museum serta sejarah masuknya masing-masing agama ke Indonesia. Bahkan bila ada saat masuk ke Wonogiri.

Senin, 09 Mei 2011

Bupati Wonogiri pastikan Sekda dilantik pekan ini


Bupati Wonogiri, H Danar Rahmanto memastikan pejabat Sekretaris Daerah (Sekda) definitif akan dilantik dalam pekan ini. Meski demikian, jawaban mengenai siapa yang akan menduduki pucuk pimpinan di jajaran birokrasi Pemkab Wonogiri itu masih tetap misteri. Kepada wartawan, Senin (9/5/2011)  Danar hanya mengatakan surat persetujuan dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) tentang pejabat Sekda itu sudah ada ditangannya.

“Surat dari Mendagri itu saya terima Senin (2/5/2011) lalu, sedangkan pelantikannya saya rencanakan paling lambat akhir pekan ini. Tapi saya tidak akan mengungkap siapa yang akan dilantik jadi Sekda saat ini. Nanti juga semua akan tahu,” tegasnya.

Selasa, 03 Mei 2011

PRODUK HANDYCRAF WONOGIRI GO INTERNASIONAL


Sejumlah produk kerajinan tangan atau handycraft asal Kabupaten Wonogiri mulai memasuki pasar ekspor. Komoditas ekpor tersebut berupa kerajinan akar wangi, lampu hias, anyaman bambu, serta karya kaligrafi yang menembus pasaran berbagai negara di Timur Tengah. Ekspor perdana produk kerajinan Kabupaten Wonogiri tersebut ditandai dengan upacara pemberangkatan ekspor perdana  produk kerajinan handycraft asal Wonogiri di Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Jumat (29/4).

Komisaris PT Jala Handycraft, Katno Hadi selaku mitra kerja Pemkab mengatakan bahwa ekspor perdana ini rinciannya kerajinan akar wangi dari Kecamatan Bulukerto sebanyak 300 unit, anyaman bambu dari Kecamatan Manyaran 700 unit, lampu hias dari Kecamatan Bulukerto sebanyak 500 unit, dan kaligrafi kayu/kulit sebanyak 7.500 unit. Sementara, nilai ekspor produk handycraft dari Wonogiri tersebut senilai Rp 300 juta. ”Wonogiri ini punya sumber daya alam yang melimpah, namun segenap kelebihan tersebut belum sepenuhnya dapat tergarap dengan baik. Padahal, sekarang ini yang menjadi tren banyak buyer di luar negeri yang menginginkan produk makanan berupa keripik singkong, keripik pisang, dan keripik gadung. Nah, kalau itu kita garap bersama, tentu bisa menyejahterakan masyarakat Wonogiri, karena bahan-bahan tersebut melimpah di sini,” lanjutnya.

Potensi ini diharapkan bisa segera ditangkap masyarakat Wonogiri dan dimanfaatkan oleh pengrajin yang bergerak dalam bidang industri makanan olahan untuk segera memproduksi makanan yang dimaksud. ”Tentunya kami berharap Pemda mampu menjadi fasilitator untuk mensosialisasikan penggunaan label halal dan sertifikat badan POM kepada pengrajin sebagai salah satu syarat agar produk kita diterima pasar internasional.”

Ditambahkannya, potensi lain dari Wonogiri yang bisa mengisi pasar ekspor adalah sabut kelapa. “Selama ini sabut kelapa yang banyak dihasilkan dari wilayah penghasil kelapa di Wonogiri selatan hanya terbuang percuma. Kami akan mengorganisasikannya agar semua sabut kelapa itu bisa diekspor,” imbuh Katno Hadi.

Sementara itu Bupati Wonogiri H. Danar Rahmanto mengharapkan ekspor perdana kerajinan Kabupaten Wonogiri ke negara Timur Tengah ini menjadi awal bagi gelombang ekspor produk Wonogiri di masa yang akan datang. Tidak terbatas pada ekspor kerajinan, namun juga pada komoditas yang lain. Bupati juga berharap kegiatan ekspor seperti ini bisa terus berlangsung dan tak berhenti di tengah jalan. Dia juga meminta para camat untuk terus menggali dan mengembangkan potensi produk ekspor di wilayah masing-masing. “Namun, perlu saya sampaikan bahwa produk dari Kabupaten Wonogiri sesungguhnya telah jauh-jauh hari menembus pasar luar negeri melalui eksporter di kota lain seperti Surabaya dan Bali,” ujarnya.